10 Pembalap F2 dan F3 yang Patut Diperhatikan di 2021
Kompetisi F2 dan F3 selalu menjanjikan aksi menarik dari para calon pembalap F1, untuk tahun 2021 ini, siapa yang akan mendapat sorotan?
Berbarengan dengan sirkus Formula 1, F2 dan F3 juga akan kembali beraksi sepanjang musim 2021. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, ada talenta baru muncul dari kompetisi feeder ini. Kombinasi mobil yang dibuat setara dengan downforce rendah, serta ban dengan tingkat degradasi tinggi menyajikan aksi wheel-to wheel yang menarik.
Ada sejumlah calon bintang F1 di F2 dan F3 musim ini, dan Crash.net memilih 10 pembalap yang menurut kami akan mencuri perhatian di 2021.
Robert Shwartzman - Formula 2 - Prema Racing
Setelah menuntaskan musim rookie di Formula 2 menempati posisi keempat klasemen, Shwartzman menjadi salah satu unggulan untuk meraih titel F2 musim ini. Meski tidak sekonsisten rekan satu timnya di Prema tahun lalu, juara F2 Mick Schumacher, pembalap 21 tahun ini jelas memiliki kecepatan saat balapan. Empat kemenangan di F2 musim lalu, lebih banyak dari siapapun, menjadi bukti sahih talenta pembalap yang juga tergabung dalam Ferrari Driver Academy itu.
Kualifikasi menjadi salah satu kelemahan di musim rookie F2-nya, dan menjadi area yang harus ditingkatkan di 2021. Berbekal pengalaman satu tahun, Shwartzman tidak memiliki opsi lain selain titel F2 untuk mendapat promosi ke Alfa Romeo tahun 2022.
Christian Lundgaard - Formula 2 - ART Grand Prix
Musim kedua di Formula 2 untuk Christian Lundgaard memberi pembalap Denmark itu kesempatan lagi untuk menunjukkan bakatnya di seri feeder utama F1.
Lundgaard adalah bagian dari Alpine F1 Academy, dan titel F2 akan mendekatkannya dengan peluang membalap di F1 jika Esteban Ocon kesulitan melawan Fernando Alonso, atau justru kebalikannya.
Lundgaard menunjukan kecepatan dan bakat di musim rookie-nya dengan dua kemenangan Sprint Race di Red Bull Ring dan Mugello, namun konsistensi jelas dibutuhkan jika ingin menantang Shwartzman dalam pertarungan gelar. Ya, konsistensi masih jadi masalah pembalap 19 tahun ini setelah hanya mencetak poin di 11 dari 24 balapan musim 2020.
Felipe Drugovich - Formula 2 - UNI-Virtuosi Racing
Kepindahan Felipe Drugovich dari MP Motorsport ke UNI-Virtuosi Racing dapat menjadi penentu bagi pemuda Brasil tersebut dan peluangnya untuk meningkatkan tantangan gelar yang serius pada tahun 2021.
Pemain berusia 20 tahun itu meraih tiga kemenangan pada tahun 2020, termasuk kemenangan Feature Race di Bahrain. Dalam beberapa tahun terakhir, UNI-Virtuosi telah menantang di depan, dengan Luca Ghiotto pada 2019 dan kemudian Callum Ilott pada 2020.
Mengingat hasil yang kontras antara UNI-Virtuosi dan mantan tim Drugovich MP Motorsport dalam beberapa musim terakhir, jangan kaget melihatnya menambah kemenangan balapan dan posisi terdepan untuk namanya di 2021.
Théo Pourchaire - Formula 2 - ART Grand Prix
Di usianya yang baru 17 tahun, Theo Pourchaire adalah pembalap termuda F2 tahun ini. Ia bergabung bersama Lundgaard di ART Grand Prix setelah musim rookie yang mengesankan di F3, di mana ia bertarung melawan Oscar Piastri untuk titel F3, menuntaskan musim di posisi kedua dengan hanya selisih 3 poin dari titel, dan lima podium dari enam balapan terakhir.
Adaptasi dengan mobil F2, khususnya menyesuaikan gaya balap dengan ban Pirelli yang mudah aus akan menjadi kunci dari sebuah musim rookie yang sukses. Saat ini, Pourchaire merupakan bagian dari tim junior Sauber, dan seiring dengan masa depan line-up Alfa Romeo yang bisa berubah di 2022, Theo jelas harus dimasukkan ke dalam daftar.
Oscar Piastri - Formula 2 - Prema Racing
Menyusul kampanye perebutan gelar Formula 3 yang luar biasa pada tahun 2020, Oscar Piastri melangkah ke F2 bersama Prema untuk diduetkan dengan Shwartzman. Talenta terbaru Australia untuk pembalap F1 kedua menunjukkan konsistensi yang luar biasa di musim perebutan gelar F3-nya, mencetak poin di setiap balapan kecuali tiga.
Kegemilangan awal musim Piastri mengantarkannya menuju gelar, meski dengan keunggulan hanya 3 poin dari Pourchaire setelah hanya sekali podium di enam balapan terakhir. Seperti Pourchaire, adaptasi dengan mobil F2 akan sangat penting di musim rookie-nya, ia juga mendapat motivasi [atau mungkin tekanan] ekstra dengan statusnya sebagai pembalap akademi Alpine F1 bersama Lundgaard.
Dan Ticktum - Formula 2 - Carlin
Pembalap F2 terakhir dalam daftar ini ada Dan Ticktum, pembalap dengan talenta papan atas, meski cenderung tempramental. Pembalap 20 tahun ini perlu menyalurkan frustasinya ke team radio menjadi sebuah penampilan lebih konsisten di 2021. Meski memiliki reputasi yang tidak begitu baik, talenta bukanlah salah satu masalah bagi Ticktum.
Sebenarnya, musim 2020 akan jauh lebih baik jika saja ia tidak didiskualifikasi usai menang di Monza karena kurangnya bobot mobil lantaran jumlah bahan bakar yang tersisa kurang dari regulasi. Perubahan suasana dari DAMS ke Carlin akan memberi dua kali pemenang Macau dan pembalap pengembang Williams ini sebagai salah satu pembalap yang patut dinantikan aksinya.
Frederik Vesti - Formula 3 - ART Grand Prix
After a strong debut season in F3, finishing fourth overall in the championship, it’s surprising Vesti hasn’t made the move up to F2 for 2021. The newly-signed Mercedes junior ended the campaign strongly with two feature race wins at Monza and Mugello, ultimately finishing the season just 17.5 points behind eventual champion Piastri.
Setelah musim debut yang fantastis di F3 dengan mengoleksi tiga kemenangan, cukup mengejutkan Vesti tidak mendapat promosi ke F2 untuk musim 2021. Pembalap yang baru saja mendapat kontrak junior dari Mercedes itu mengakhiri musim di posisi keempat, hanya terpaut 17,5 poin dari Piastri. Dan dengan pengalaman satu tahun, jelas pemuda Denmark berusia 19 tahun ini menjadi salah satu favorit gelar F3.
Arthur Leclerc - Formula 3 - Prema Racing
Selanjutnya dari F3 adalah Arthur Leclerc, adik dari pembalap Ferrari Charles. Pembalap 20 tahun ini memasuki paddock F3 sebagai rookie usai jadi runner-up di Formula Regional European Championship, juga membalap bersama Prema.
Inkonsistensi menjadi salah satu area penting yang harus dievaluasi, karena enam kemenangan dari 12 balapan awal tidak ada artinya setelah penurunan di paruh kedua musim, dan akhirnya harus merelakan gelar jatuh ke tangan Gianluca Petecof di balapan terakhir.
Positifnya, Leclerc bergabung dengan Prema, tim yang mendominasi kategori F3 sejak tahun 2013, di mana kompetisi masih bernama GP3. Bisa dibilang pembalap Monaco 20 tahun ini memiliki mobil dan talenta untuk sukses di F3, namun pengalaman Vesti sepertinya akan berperan jika keduanya bertarung untuk titel.
Dennis Hauger - Formula 3 - Prema Racing
Satu lagi pembalap Prema F3 dalam daftar, Denis Hauger yang pindah dari Hitech. Sedikit mengherankan jika kita melihat klasemen tahun lalu, di mana ia hanya meraih dua poin dan menghuni posisi ke-17 klasemen akhir.
Namun, talentanya tidak bisa diremehkan begitu saja. Hauger merupakan rival berat Pourchaire di F4 musim 2019, di mana ia hanya terpaut 7 poin. Tergabung dalam akademi Red Bull, Hauger, yang masih berusia 17 tahun, bisa jadi salah satu kuda hitam di F3 musim 2021.
Victor Martins - Formula 3 - MP Motorsport
Our final selection on our list is Victor Martins, who makes his F3 debut for MP Motorsport. Another member of the Alpine Academy, Martins has an impressive track record up until this point. The Frenchman ran Piastri close to the Formula Renault Eurocup title in 2019 before securing it a year later.
Pilihan terakhir dari daftar ini adalah Victor Martins, yang akan memulai perjalanannya di F3 bersama MP Motorsport. Berada dalam lingkungan yang sama seperti Lundgaard dan Piastri, Martins memenangi titel Formula Renault Eurocup titel tahun 2020. Mungkin, salah satu penghambatnya adalah performa MP Motorsport, yang tidak sekuat Prema atau ART di F3.
Bagaimana, setuju tidak dengan pilihan kami? Beri tahu pendapat Anda dengan berkomentar di bawah.